Dibawahnya batu itu ke rumahnya, dipotongnya dengan menggunakan gerinda (semacam alat pemotong), hingga percikan api hasil gesekan dengan batu itu sesekali terlihat. Dihaluskannya permukaan yang kasar dari batu tersebut dan dipoles.
Siang dan malam, ia berusaha membuat sebentuk batu penghias cincin, dari warna batu yang kehijauan dan kasar, berangsur-angsur menjadi hijau, mengkilap dan licin. Pengrajin tersebut tahu betul kesempurnaan bentuk sebuah batu penghias cincin, akhirnya tercipta sebuah batu yang bernilai.
Pelajaran dari cerita diatas adalah….
Sebenarnya alam memberikan berbagai pelajaran buat kita. Kita adalah sebongkah batu dalam kondisi lapuk, berlumut dan rapuh, kondisi kita yang tidak mampu melawan cobaan. Pukulan godam, gesekan gerinda, percikan api, polesan amplas adalah gambaran dari cobaan yang datang untuk menempah kita.
Terkadang kita menolak cobaan yang datang, tetapi sebenarnya coabaan tersebut adalah sarana yang datang dari Sang Pencipta untuk membentuk kepribadian kita sehingga bisa terlihat bersinar.
Sekarang mari kita pikirkan, dimana posisi kita? Apakah kita seonggok batu yang tidak berharga? Ataukah kita seonggok batu yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu penghias cincin yang memiliki nilai tinggi itu?.
Kita akan menjadi pribadi yang paripurna hanya jika kita bersedia menerima tempaan demi tempaan yang datang dari Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
(Petikan dari Motivasi Net dan gambar dari Google)
0 komentar:
Posting Komentar