• TO MALLAYANG (manusia yang terangkat kelangit)

    Cerita berikut merupakan sebuah legenda pada kampung saya kampung  DULANG,yang terletak di  Kelurahan Borong, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, coba saya tulis yang saya dapatkan dari cerita Bapak dan Kakek saya dahulu semasa saya masih kecil.

    Pada Foto diatas, tampak sebuah rumah kecil dibawahnya terdapat kuburan dengan pagar yang sudah di tembok, dahulu waktu saya masih kecil pagarnya hanya terbuat dari bambu yang diluarnya dipasang kawat berduri. Da di depan rumah tersebut dahulu ada sebatang pohon yang besar yang rantingnya menjulur kebawah kemudian naik kembali sehingga anak-anak bisa berayun-ayun dahan pohon tersebut.

    Ceritanya seperti ini, dahulu kala hiduplah satu keluarga di tempat ini (Dulang), menurut cerita bapak saya mereka adalah keluarga kerajaan dari kerajaan Bone yang sakit hati sehingga pergi meninggalkan kerajaan sampai akhirnya tinggal di tempat tersebut. Keluarga ini terdiri dari anak laki-laki (to barania) dengan istrinya, to sugie (orang Kaya) sekeluarga dan anak gadis yang sangat cantik jelita serta beberapa hamba sahayanya.

    Tapi tulisan kali ini saya hanya akan menceritakan tentang si gadis yang cantik jelita ini, konon menurut Bapak dan kakek saya kecantikan gadis ini tidak ada tandingannya, kulitnya putih sehingga jika menelan makanan, makanan itu tampak melewati  tenggorokannya parasnya ayu rambutnya hitam panjang sampai di tumit.

    Hingga suatu saat kecantikannya tersebar juga ke kampung-kampung yang lain yang ada di sekitar wilayah itu, sehingga banyaklah bangsawan yang datang untuk melamar gadis tersebut, tetapi tak satupun yang menarik hati gadis itu. Karena tak satu pun yang ia suka maka setiap kali ia harus bersembunyi jika para pemuda itu datang berharap berjumpa dengannya. Ia kadang harus bersembunyi diatas loteng (rakkeang) rumahnya, di pinggir sungai yang ada di sekitar rumahnya, di balik pohon besar bahkan di balik batu yang juga ada disekitar rumahnya. Kemudian hamba sahayanya secara sembunyi-sembunyi membawakan makanan ke tempat-tempat tersebut.  Jika tempat persembuyiannya diketahui  seperti diatas loteng maka iapun pindah bersembunyi di pinggir sungai dan seterusnya.  Cara ia di bawakan makanan ketempat-tempat yang disebutkan diatas itulah yang sekarang orang banyak lakukan tanpa tahu untuk apa ia lakukan itu.

    Semakin lama semakin membuat Gadis tersebut tersiksa akibat harus terus bersembunyi dari satu tempat ketempat yang lain sehingga ia kemudian memutuskan untuk naik kelangit (mallayang). Sebelum ia naik kelangit ia pun berpesan bahwa “janganlah ada di kampung ini anak gadisnya yang cantik seperti saya sehingga ia tidak perlu merasakan penderitaan seperti yang saya rasakan”, itulah katanya di kampung ini tidak ada anak gadisnya yang cantik sebab jika ada maka ia tidak berumur panjang.

    Kemudian dalam percobaannya naik kelangit selalu di halangi oleh binatang piaraannya yaitu kucing hitam, anjing hitam dan ayam buri (bahasa bugis), setiap ia terbang kelangit setiap itupula binatang piaraannya ikut sehingga iapun harus kembali sampai ketiga kalinya baru ia bisa teruskan niatnya.

    Sebelum ia naik kelangit ia juga berpesan bahwa “jangan ada di kampung ini memelihara binatang seperti binatang piaraan saya yaitu kucing hitam, anjing hitam, dan ayam buri karena hanya akan jadi penghalang membawa kesulitan saja”. Pesan yang kedua bahwa “ jika kamu menganggap saya kata gadis itu saya terangkat kelangit maka buatkanlah saya di tempat itu rumah dan jika kamu menganggap saya meninggal maka buatkan saya kuburan”. Jadi jika sesuai cerita tersebut maka pada kuburan yang ada di kolom rumah itu bukanlah kuburan sebenarnya, melainkan hanya simbol sebagaimana rumah tersebut.

    Demikian tulisan ini dahulu lain kali kita sambung dengan cerita yang lain, masih dalam cerita legenda kampung Dulang.

0 komentar: